KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.1

Modul 2.1 berisi tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha guru untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran di kelas dengan memenuhi kebutuhan belajar siswa. Menurut Tomlinson, dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru melakukan pembelajaran dengan cara yang berbeda pada setiap anak, bukan melakukan pembelajaran yang mengelompokkan siswa pintar dengan pintar dan sebaliknya. Tetapi pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid.


Strategi diferensiasi yang dapat dilakukan guru berdasarkan tiga pemetakan kebutuhan murid: 1) Diferensiasi Konten, konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat, atau profil berlajar murid yang berbeda, atau bisa juga berupa kombinasi ketiga kenbutuhan murid. 2) Diferensiasi Proses, proses murid memahami, memaknai informasi/materi yang dipelajari. Setelah diadakan pemetakan kebutuhan murid, guru perlu memikirkan agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui skenario pembelajaran. Cara melakukan diferensiasi proses, antara lain kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu sesuai dengan minat, membuat agenda individual, emvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas, mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi ragam gaya belajar (visual, audotori, kinestetik), menggunakan pengelompokkan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat. 3) Diferensiasi Produk, berkaitan dengan tagihan murid, berupa produk hasil pekerjaan/unjuk kerja murid. Produk sesuatu yang berwujud, dapat berupa rekaman, gambar, video, tulisan, dll. Ada dua hal dasar diferensiasi produk yaitu memberikan tantangan dan keragaman/variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.


Pembelajaran berdiferensiasi hendaknya dapat mewujudkan tujuan pendidikan untuk menuntun segala kodrat alam, kerana dalam pembalajaran disusun berdasarkan kebutuhan/potensi murid. Selain itu, dalam menyusun pembelajaran berdiferensiasi guru harus dapat menerapkan nilai dan peran guru penggerak agar terciptanya pembelajaran berdiferensiasi yang berfokus pada murid. Pembelajaran tersebut merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan prakarsa perubahan yang ditetapkan dari visi yang telah disepakati bersama sehingga pembelajaran berdiferensiasi ini diharapkan menjadi pembiasaan positif (budaya positif).







0 $type={blogger} :

Post a Comment