KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.2
Septin Gis Ferdiana, S.Pd. | CGP Angkatan 7
SMA Negeri 1 Cawas
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan seorang pemimpin yang dapat menemukenali dan mengembangkan aset, potensi dan kekuatan yang ada dengan penuh tanggung jawab secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya hendaknya berbasis kekuatan/Aset-Based Approach yang dimiliki sehingga dapat teroptimalkan. Adapun contoh implementasinya sebagai berikut:
Implementasi di kelas:
pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Sejatinya aset yang ada dalam mengembangkan dan memanfaatkan sebuah aset yang ada merupakan hal satu kesatuan yang berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri dalam pemanfaatannya sehingga membantu mencapai proses pembelajaran murid yang berkualitas dan bermakna.
Sebagai gambaran contohnya sebagai berikut:
Misalnya dalam kegiatan Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema
Bhineka Tunggal Ika dengan aktivitas mengenal agama yang ada di Indonesia. Situasinya dalam sekitar sekolah masyarakatnya beragam agama yaitu islam, Kristen dan katolik (modal agama) serta terdapat gereja dan masjid (modal fisik), melalui aset tersebut siswa dengan arahan guru (modal manusia) dapat mengamati secara langsung bagaimana mereka beribadah/ bertanya langsung ke pengurus masjid maupun gereja (modal sosial). Dari penjelasan tersebut menggambarkan adanya sinergi antara modal yang ada untuk mendukung pembelajaran yang lebih berkualitas dan lebih kontekstual.
Lima peran seorang Guru Penggerak (menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid) dan 5 nilai guru Penggerak (mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid), merupakamn sebuat aset dari seorang guru menjadi pemimpin pembelajaran yang diyakini dapat menuntun kodrat anak/ potensi anak berbasis potensi yang ada (Aset Based Approach).
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Visi seorang guru penggerak dicapai melalui prakarsa perubahan yang diterapkan melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yang mana mengutamakan/memaksimalkan keuatan diri yang kemudian dijabarkan dalam bentuk analisa B-A-G-J-A dengan mempertimbangkan 7 aset yang ada dan pendekatan berbasis aset.
Budaya positif yang berkembang disekolahan merupakan sebuah modal budaya yang dapat dikelola dan dikembangkan untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari sekolah. Selain itu, dengan memahami aset yang dimiliki dalam budaya positif dapat dioptimalkan dengan berkolaborasi dengan komponen-komponen lainnya yang ada di sekolah, misalnya guru. Melalui berkolaborasi dengan guru, diharapkan guru sebagai salah satu modal manusia yang dapat menjadi panutan, inspirator dan role model dalam penerapan budaya positif yang ada di sekolah.
Perbedaan kodrat setiap anak mengartikan bahwa aset yang dimilik setiap murid itu berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memfasilitasi aset yang dimiliki murid
dengan pembelajaran berdiferensiasi untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi murid, hal ini selaras dengan pendekatan berbasis aset yang dijelaskan pada modul 3.2 ini.
Pemimpin yang memiliki kesiapan kompetensi sosial emosional akan memberikan dampat positif dalam mengelola aset yang ada dalam suatu komunitas. Misalnya, dengan memiliki kesadaran diri dan pengambil keputusan yang tepat akan mempermudah pemimpin dalam mengelola aset yang ada dengan bijak.
Melalui kegiatan coaching, membantui coachee untuk menggali dan menemukenali aset yang ada pada diri (pendekanan berbasi kekuatan) untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Kemampuan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan yang berbasi nilai-nilai kebajikan berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan strategi pemanfaatan aset yang ada. Pengambilan keputusan tersebut diharapkan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 tahapan pengujian pengambilan keputusan. Melalui keputusan yang bertanggungjawab dan tepat dalam mengelola aset diharapkan dapat teroptimalkan aset yang ada secara efektif dan efisien.
Sebelum mempelajari modul 3.2 ini saya kurang jeli dalam mengidentifikasi, memetakan dan mengelola suatu aset dari suatu komunitas (sekolah). Saya sebatas mengidentifikasi dari sisi murid dan kekurangan dari sekolah sehingga saya merasa kesusahan ketika mengembangkan/mengelola aset yang ada karena pandangan saya saat itu yaitu DeficitBased Approach, namun setelah saya mempelajari modul 3.2 ini, pemikiran saya semakin terbuka untuk dapat menemukenali 7 aset yang ada dalam suatu sekolah (modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan/alam, serta finansial) dan dikembangkan dengan sudut pandang Aset-Based Approach.
0 $type={blogger} :
Post a Comment